Tuesday, 5 August 2008

BEDAH DUNIA DENGAN TULISAN

“Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya”. Begitulah bunyi petikan sebuah tulisan karya Pramoedya Ananta Toer. Begitu dahsyatnya arti sebuah tulisan sehingga melahirkan sebuah perumpamaan yang luar biasa.

Tidak akan jauh berbeda bila kondisinya seorang dokter menjadi seorang penulis, disamping tugas utamanya sebagai tenaga kesehatan. Bahkan seorang dokter dituntut untuk bisa menulis karena ilmu itu tidak selalu dapat disampaikan lewat lisan adakalanya ilmu itu di sampaikan lewat tulisan. Tulisan adalah wadah yang akan mengantarkan banyak orang pada pemahaman yang lebih baik mengenai suatu hal. Tulisan adalah curahan pemikiran dan ide-ide inovatif. Sebuah tulisan mampu menstimulasi penikmatnya untuk melakukan suatu hal, bertindak, dan berpikir kritis mengenai tulisan itu sendiri. Begitulah pengaruh sebuah tulisan terhadap individu seseorang.

Disinilah letak peranan tulisan dalam dunia kedokteran, dalam hal ini mencakup dunia kesehatan. Terkadang seorang pakar kesehatan tidak mampu menjelaskan ilmunya secara mendetail dan dalam penjelasan yang mudah dimengerti. Tulisan berfungsi sebagai media yang mengantarkan penikmatnya kepada hal-hal yang mudah dimengerti karena dengan tulisan kita bisa menyatukan ide-ide, pemikiran, dan hasil penelitian lainnya kedalam sebuah sajian yang mampu membuka pemikiran orang yang menikmatinya.

Ketika kita menulis dan mengukirkan hal-hal yang bermanfaat dalam tulisan kita, berarti kita telah membantu orang lain untuk bisa memahami suatu hal yang baru. Tulisan ibarat sebuah pisau, yang dengannya kita bisa membedah isi dunia. Semakin tajam pisau yang kita gunakan, semakin dalam kita bisa membedah dan mengeksploitasi isi dari dunia ini sendiri. Tulisan membantu banyak orang lain untuk merasakan dan menikmati hal-hal yang baru dalam hidupnya. Dari sebuah tulisan, orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang tidak mengerti menjadi paham, dan orang yang tidak berilmu menjadi orang yang cerdas dan berwawasan.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. "Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya”. Itulah dua statements yang masih kutipan dari untaian kata-kata manis yang di ukir Pramoedya Ananta Toer. Statements di atas memang benar dan acap kali terbukti dalam keseharian kita. Tulisan adalah pengantar manusia mengenal sebuah sejarah dan tentu saja penulisnya lebih mengenal sejarah yang disampaikannya tersebut. Kita sebagai seorang tenaga kesehatan, sehebat apapun ilmu kita, secanggih apapun pengobatan yang kita temukan, tiadalah berguna jika kita tidak pandai menulis. Bagaimana bisa rekan sejawat kita di luar negeri sana bisa menikmati ilmu kita sedangkan kita sendiri tidak pandai menyalurkan ilmu tersebut kedalam bentuk sebuah tulisan.

Menulis buakanlah suatu hal yang sulit. Hanya dibutuhkan keyakinan dan kesungguhan untuk memulainya. Dunia ini luas. Batapa malangnya diri kita ketika orang lain bisa mengeksploitasi isi dunia ini untuk dinikmati orang lain sedangkan kita sendiri tidak bisa mencipatakan hal yang bisa dinikmati oleh orang lain pula. Membedah dunia dengan tulisan akan mampu mengantarkan dunia kedokteran ini menuju pembaharuan, dan penyehatan yang menyeluruh terhadap masyarakat yang membutuhkan.

By: ketua panitia munas mukernas 2009

No comments: