Department terakhir yang belum saya lewati di perjalanan akhir koass saya. Saya sengaja memilih departemen ini sebagai tempat terakhir dalam perjalanan koas karena saya manusia penakut menghadapi manusia tidak bernyawa dengan berbagai kondisi selain itu keberangkatan saya ke jerman yang lebih menuntut skill pasien hidup daripada untuk korban meninggal. Walaupun forensic tidak melulu mayat tapi juga korban hidup tetap saja saya perlu menyiapkan mental. Disini saya di satukan dengan 16 anggota lainnya yang 2 diantaranya teman seperjuangan yang mayoritas selalu sama dalam siklus sebelumnya. Dominasi gender pria membuat siklus ini lebih menyenangkan karena tenaga mereka mereka sangat bermanfaat dalam autopsy luar apalagi dalam. Semangaaat !!! hehe..
Dinas disini juga lebih santai, karena post kami di belakang RS dengan system on call dari koass bedah yang kami tunjuk (aahahahhaaa) jadi sangat mungkin untuk tidur dan menonton ber disk disk film. Selain itu, ketidakhadiran residen serta hanya 1 konsulen aktif yang merajai forensic membuat laporan jaga dan case kami serasa berilmu ketimbang seteres. Acara symposium yang diadakan pas siklus kami pun membuat semarak yang berbeda untuk forensic. Diikutkan sebagai panitia dadakan membuat kami sering rapat,keluar malam, dan senang senang bersama.
Secara garis besar, kegiataan perkoassan disini sama dengan yang lain, disini tetap ada log book dan modul ada case dan BST, ada praktikum,dan ada OSCE. Sehari hari kami hanya belajar dan dibimbing serta makan bersama sambil nonton film (ehhehe). Terkadang membosankan tapi sesungguhnya itulah nilai positif forensic buat saya.
Kembali kepada rasa takut yang saya miliki sebelumnya, keberadaan saya di forensic ini membuat paradigma saya tentang siklus ini berubah 180 derajat. Saya jadi tidak ngeri lagi saat melalui department ini dan saya merasa biasa saja saat menghabiskan waktu di department ini, just feel like another department.
No comments:
Post a Comment