Ayah itu bukan papa karena Ayah adalah orangtua lakilaki mama sedangkan papa adalah orang tua lakilaki saya. :D
Ayah itu senang sastra dan minang. Saya baru tahu klo Ayah sangat suka menulis petuah, pesan pesan atau sekedar memorial note setelah ibu meninggal 6 tahun lalu. Di Palimo mulai banyak foto-foto kami yang dihiasi tulisan tulisan nasehat, di album foto Ibu juga ada puisi-puisi dan banyaklah.
Kemaren itu saya ke tempat Ayah sekalian pamitan buat 1,5 bulan ke depan di Pasaman timur. Dan saya pun dapat oleh-oleh nasehat dari Ayah. Kata Ayah:
Di negri manapun kita berada sebagai orang minang kita harus tahu dan ingat dengan falsafah minang : adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Bukan sekedar tahu tapi juga dipraktekan. Jangan lupa dengan Tuhan dan sopan santun serta menjaga sikap saat bergaul dengan orang lain.
Selain itu, nan merah iolah sago nan kuriak iolah kundi, yang indah iolah baso nan baiak iolah budi. Tata bicara dengan orang, siapapun dia, harus sopan dan tidak boleh sombong. Intinya tetap tingkah laku, tutur kata dan sikap yang baik.
Ada juga, kato nan ampek. Kata ayah; klo sama guru harus dihargai, orangtua dihormati, teman sebaya di bawa berteman, yang kecil disayangi. Siapapun kita, udah S. ked lah udah dokter lah pokoknya harus baik-baik ke orang, dan tidak boleh sombong.
Terakhir Ayah bilang: “sebelum pergi kesini lagi, biar Ayah tambah titipan sebelum pergi, dan klo ada waktu baca-baca soal hukum dan adat minang”.
Saya sebanarnya sudah lupa lupa lupa dengan semua pelajaran BAM (Budaya Minang Kabau) yang nyaris 10 tahun dihapal-hapal saat akan ujian, untung Ayah mengingatkan.
Lindungi Hamba di manapun berada Ya Allah…Sungguh seluruh isi alam adalah dalam kekuasaan Mu.
Ayah itu senang sastra dan minang. Saya baru tahu klo Ayah sangat suka menulis petuah, pesan pesan atau sekedar memorial note setelah ibu meninggal 6 tahun lalu. Di Palimo mulai banyak foto-foto kami yang dihiasi tulisan tulisan nasehat, di album foto Ibu juga ada puisi-puisi dan banyaklah.
Kemaren itu saya ke tempat Ayah sekalian pamitan buat 1,5 bulan ke depan di Pasaman timur. Dan saya pun dapat oleh-oleh nasehat dari Ayah. Kata Ayah:
Di negri manapun kita berada sebagai orang minang kita harus tahu dan ingat dengan falsafah minang : adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Bukan sekedar tahu tapi juga dipraktekan. Jangan lupa dengan Tuhan dan sopan santun serta menjaga sikap saat bergaul dengan orang lain.
Selain itu, nan merah iolah sago nan kuriak iolah kundi, yang indah iolah baso nan baiak iolah budi. Tata bicara dengan orang, siapapun dia, harus sopan dan tidak boleh sombong. Intinya tetap tingkah laku, tutur kata dan sikap yang baik.
Ada juga, kato nan ampek. Kata ayah; klo sama guru harus dihargai, orangtua dihormati, teman sebaya di bawa berteman, yang kecil disayangi. Siapapun kita, udah S. ked lah udah dokter lah pokoknya harus baik-baik ke orang, dan tidak boleh sombong.
Terakhir Ayah bilang: “sebelum pergi kesini lagi, biar Ayah tambah titipan sebelum pergi, dan klo ada waktu baca-baca soal hukum dan adat minang”.
Saya sebanarnya sudah lupa lupa lupa dengan semua pelajaran BAM (Budaya Minang Kabau) yang nyaris 10 tahun dihapal-hapal saat akan ujian, untung Ayah mengingatkan.
Lindungi Hamba di manapun berada Ya Allah…Sungguh seluruh isi alam adalah dalam kekuasaan Mu.
2 comments:
:D keep posting.. I like read your blog
-addifa-
terimaaaaaaaa....kasih kuy :D
Post a Comment