Tuesday, 6 July 2010

Filosofi agar-agar



















(jangan liat cantiknya...tapi rasakan dulu taste nya..hehehe)


3 tahun 9 bulan lalu saya masih ingat klo kita di “ospek” dengan agar-agar 3 rasa. Asin, pahit dan manis. Secara bergilir kita dikasih tiap-tiap rasa. Dengan cara makan yang berbeda-beda pula.
Tahap awal, kita dikasih agar-agar rasa asin. Sumpahhh asinnya minta ampun. Dan kita tidak diijinkan untuk menelan sekaligus agar-agar itu. Jadi agar-agarnya harus di gigit satu kali lalu dipertahankan dalam rongga mulut. Ga boleh ditelan sampai ada instruksi. Kebayangkan…..makanan asin ditahan kaya gitu akibatnya apa? Ya membanjirlah saliva (air ludah) kita. Setelah dirasa cukup baru kami disuruh menelan agar-agar yang dibanjiri saliva, yang ada kita semakin sukar menelannya, mana asin abis.
Terus setelah makan agar-agar asin penuh saliva kita disuguhi hidangan ke dua. Agar-agar pahit..pahit..pahit..dan ini rasanya bukan sekedar pahit kopi. Seingat saya kita diminta untuk mengambil masing masing agar-agar lalu agar-agar yang kita ambil disuapkan ke teman sebelah. Hehe…apes sudah klo dapat potongan yang besar. Dan cara makannya pun harus sesuai instruksi, klo disuruh gigit ya digigit klo disuruh tahan ya tahan klo disuruh telan ya telan. Huufftt..pahit pahit deh lidah.
Agar-agar terakhir yang manis. Disini kita disuruh makan agar-agar ini sekaligus sekali telan doang. Yang artinya manisnya ya sekali glek gitu aja..hemm…
Tapi semua derita itu ternyata ada filosofinya. Sebagai mahasiswa calon dokter kami menghadapi fase-fase. Fase pertama adalah dunia kampus, ini yang dianalogikan dengan agar-agar asin. Dunia kampus itu ya ga bisa dibilang manis atau pahit. Dibilang susah juga ga, tapi ga bisa nyatai juga. Pokoknya kaya kita makan agar-agar asin lah, dibilang ga enak ga juga tapi kita ga suka aja..hehehe..
Setelah dunia kampus kita di"jerumus"kan ke dunia koas. Disini rasa pahitnya sama kaya agar-agar pahit. Hidup koas yang sekarang disebut dokter muda memang tidak mudah melainkan sulit. Banyak banyak sabar sama sesama koas yang kadang seenak dengkulnya, mesti sabar-sabar menghadapi mood konsulen, mesti sabar-sabar menghadapi sambutan residen dan mesti sabar juga menghadapi perawat, pasien dan keluarganya belum lagi yang lain lain lah. Pokoknya paaaaiiiittt banjeeettt hohoho…anggap aja latihan kesabaran, toh tiap umat pasti mendapat berbagai bentuk ujian Nya.
Nah yang terakhir fase hidup yang kata senior sih manis, lebih dari rasa agar-agar manis. Setelah jadi dokter insyallah kita-kita katanya sih bakal meraup indahnya dunia..heheh…insyaallah lah ya..ayoo aminkan…karena fase ini belum saya lewati jadi saya ga bisa mendeskripsikan semanis apa rasanya….may be one day…

2 comments:

Anonymous said...

Kreatif... Penyampaian makna dari ungkapan "berakit - rakit kita ke hulu, bersenang - senang kemudian... bersakit - sakit dahulu bersenang - senang kemudian" yang dilakukan dengan cara berbeda... kreatif anak2 kedokteran... salut... ^_^

-addifa-

tiwi putri said...

danke, kuy..
^0^
wi juga ga nyangka awalnya . padahal bete abiiss disuruh2 kaya gt..tapi sekarang semua jadi bermakna...ehehehhehehehe