Sunday, 8 August 2010

KKN part 1

Setahun yang lalu saya selalu menganggap KKN sebagai wadah “membolang” alias tempat berpetualang. Setiap teman yang ngeluh soal KKn membuat saya heran, kok ngeluh? Nikmati aja.Tapi itu setahun yang lalu,saat KKn masih jauh dari hidup saya. 2 bulan belakangan KKN mulai dekat, I am not too exciting, kaya gimana ya nanti..dan dari 2 bulan jadi 3 minggu dan akhirnya H-1 saya semkain tidak karuan. Senang enggak, sedih juga enggak, mungkin malas dan galau menjadi hampa..heuuu…yang jelas malamnya saya ogah-ogahan buat packing, bingung mau bawa apa dan mulai bengong..ya Tuhan tempat seperti apa yang akan saya tempati?
Sekarang udah lewat 1 bulan kami di tempat KKN, tepatnya di daerah pasaman jorong padang kubu (cari aja di google klo ketemu). Penuh syukur atas segala kekurangan dan kelebihan.
Klo ada yang tanya untuk apa KKN, saya akan jawab: untuk mengasah pola pikir dan kepribadian supaya bisa bertahan hidup bersama dengan orang-orang baru dengan segala kepribadian mereka, supaya bisa mengeluarkan ide-ide cemerlang untuk kemajuan desa, supaya intan dalam lumpur dapat bersinar dan yang paling penting supaya kita semakin bersyukur akan hidup yang Tuhan berikan.
Awalnya….
Seperti cerita diatas..saya benar-benar tidak terlalu peduli dengan KKN setelah semakin dekatnya KKN. Saya ga tau teman-teman satu jorong, bahkan tempat KKN pun saya ketahui dari teman. No invititaion dari siapapun untuk ngumpul soal KKN. Saya baru bertemu dengan teman-teman ajaib tersebut saat serah terima mahasiswa dari rektor ke masing-masing bupati di rektorat. Tidak ada rapat tidak ada pembicraan tentang KKN. Kita Cuma mau ketemu DPL (pembimbing KKN) dan tukar no Hp, just it. Terlihat tidak begitu akrab.Pertemuan demi pertemuan dilewati, mulia kenal ya gitu-gitu aja. Cuma pertemuan teakhir yang mengeluarkan kesepakatan tentang kepedulian kehidupan disana nantinya. Mulailah kita sepakat si A bawa apa dan yang lain bagaimana.

“Pertama menginjaki kaki di pasaman bersama teman ajaib”

And the journey starting..
Pertama tiba disana saya lumayan lega, kantor camat oke, signal ada. Sampai saat akan solat zuhur saya mulai khawatir. Musholanya ga ada tempat wudhu apalagi mck. Alhasil kita wudhu di sungai, walahualam airnya suci atau ga..
" wudhu di sungai "

Kekawatiran berlanjut, kami diantar ke jorong masing-masing dengan angkot, kepelosoooooooooooooooook daerah yang baru saya ketahui, ternyata tidak sempat didatangi saat survey lokasi. Aough!! Tuhan……bersyukur wi bersyukur..(lempeng)
Sore itu kami di beri tumpangan di rumah kepala jorong, berkeramik syukurlah. Tapi untuk pertama kalinya kami perempuan-perempuan disuruh mandi di wc dengan dinding setengah alam terbuka. Dengan baik ibu jorong bilang: mandinya pakai basahan ya. (baik bu baikk..saya sudah mempersiapkan untuk kemungkinan yang satu ini). Alhamdulillah bukan masalah besar.
Masih mencoba menerima kenyataan dengan kondisi tempat mandi, lagi-lagi kami diberi ujian, we are in a free signal area, ga ada signal di sekitar rumah. Ajaib karena signal baru ada setelah jalan beberapa langkah dari rumah.Lalu besok paginya si ibu bilang: klo mau bab di sana (sambil nunjuk kearah ladang sawit yang ternyata ada kali nya) lalu kami hanya mengangguk dan ngomong dalam hati ( baiklah, toh ditutupi terpal). Dan ternyata saya salah!!!!! Terpal orange itu bukan untuk bab, kata teman yang telah survey daerah bab itu berkata : eh, tempatnya ga pake tutup, terbuka aja…tapi emang agak rendah dari tanah jadi ga keliatan juga. Whaaaaaaaaaat??? Whatever serendah apa yang jelas mana bisa ga pake tutup. Jessss…..konstipasi psikogenik mulai.
“mck buatan”
"mencari signal bersama kerbau..kami sigembala sapiiii"
"entah mengapa Tuhan mentakdirkan signal hanya ada di lokasi sekecil ini"
"rumah penuh tawa"

No comments: