Paradigma
lain tentang Internship buat saya adalah a Bridge to go to real work life’s.
Internship membuat saya sadar bahwa cepat puas membuat stagnansi pengetahuan
dan wawasan. Yang akan berlanjut kepada stagnansi kemajuan professionalitas.
Saya tidak mengecilkan sebuah jabatan PNS, dimata idelasme saya, kebanyakan
role model PNS yang saya temui berupa replica manusia tanpa ambisi kemajuan
untuk bangsa, seolah mereka bekerja sekedar “ceklok” belaka disaat datang dan
pulang. Bahwa sebuah aturan terlalu banyak pemakluman dan profesionalitas hanya
untuk pajangan dalam penilaian.
Dimulai
dengan datang terlambat, dan pulang lebih awal dan izin ditengah jam kerja
untuk urusan rumah tangga. Berlanjut dengan menggisi jam kerja dengan games
computer, ngobrol berlama-lama, membaca Koran dan majalah, maupun menonton
telivisi di ruang kerja. Yang semua berujung dengan “kemandulan”.
Semua
hal yang saya temui disini membuat saya berniat BESAR demi idealisme, bahwa
menjadi PROFESIONALISME itu harus continuity, bahwa fleksibilitas aturan itu
hanya dilakukan untuk sebuah kemajuan, ambillah contoh dengan peraturan adanya
sebuah porto (sebuah pertemuan ilmiah bagi kami), klo boleh jujur buat saya
PORTO bukan hanya sekedar membahas pasien yang kita terima di IGD, lalu di
follow up dan kemudian di ACC oleh dokter pembimbing, buat saya PORTO adalah
golden hours buat refresh knowledge dan menambah wawasan. Buat saya pembahasan
porto tidak harus baku seperti yang saya gambarkan diatas. Yang paling penting
tujuan dari PORTO tersebut, coba bandingkan: pembahasan kasus porto yang hanya
sekedar kulit luar dan terbatas kasus yang hanya itu-itu saja tanpa ada new
knowledge ditambah dengan banyak nya syarat untuk sebuah kasus. Dibandingkan
dengan share ilmu dari symposium, seminar dan pelatihan yang sudah diikuti oleh
perwakilan RS ataupun journal reading yang akan menambah ilmu baru. Lebih
bermakna yang mana?
Semalam
saya juga belajar menghargai mahasiswa klinik yang bersedia mencuci set hecting
setelah saya menjahit, jujur saya hanya belajar berkata: TERIMAKASIH. Semuanya
mengingatkan saya bahwa, saya pernah diposisi mereka, saya ingat betul
bagaimana terhina nya seorang calon dokter disuruh menjahit tapi harus mencuci
setnya sendiri disebuah rumah sakit tipe B. diluar bahwa belajar harus bayar
mahal (mau hecting harus cuci set sendiri). Mereka memang bukan calon dokter
tapi bagi saya, mereka tetap harus dihargai, toh saya yang menjahit mereka
hanya assisten. Lagi saya bejar MENGHARGAI.
Apa
sebuah jasa harus melulu dibayar cash dengan duit? Klo iya berarti kami dokter
Internship yang belum mendapat Bantuan Dasar Hidup boleh mogok melayani
masyarakat? Klo semua money oriented, hal itu bisa terjadi, Toh sudah nyaris 3
bulan melayani di RS ini, BHD kami belum masuk rekening sepersen pun. Rasanya
saya ingin bertanya sebatas apa TUGAS POKOK dokter Internship? Apa boleh
melebihi dokter ber SK dan berGaji pokok?? …akan berlanjut
1 comment:
Nice Article... :) tulisan kamu selalu menarik dibaca...
selalu ada diction dimana aku tidak berhenti membaca, sampai akhir tulisan :)
Post a Comment