Hunting beasiswa S2 sudah seya lakukan
sejak lulus dokter sampai sekarang.dan pencapaian tertinggi saya hanya email
dari universitas yang isinya : saya harus sekolah terkait laboratorium (saat
itu memang agak ngoyo untuk segera sekolah di LN).
2 tahun belakang ini saya baru tahu, UGM
buka beasiswa namanya TDR WHO. Saya yang minim info tentang beassiwa S2 dalam
negri, jadi tertarik untuk apply.
Setelah menikah saya coba apply ke TDR,
agustus 2015, lagi hamil 3 bulan, saya telat mengirim berkas (itupun masih
kurang surat keterangan sehat dan rekomendasi). Tapi tetap saya kirim tanpa
berharap banyak. Tahun 2016 pun sudah mulai, dan saya sudah punya bayi berusia
3 bulan. Tiba-tiba 12 mei 2016 saya menerima email dari admin TDR, mereka minta
saya untuk wawancara via skype.
Mulai bingung, karena maret lalu saya skip
apply karena baru punya bayi,lah kok saya di email ya.
18 mei 2016,perjanjian skype dilakukan
8.30-8.50. hari yang sangat menegangkan, bukan hanya ini kali pertama saya
interview beasiswa tetapi saya punya bayi yang saya urus sendiri alias tidak
ada asisten.
Malam sebelumnya, perlengkapan skype
sudah beres. Baca beberapa pengalaman orang di blog juga sudah, si baby pun di
pasangin diapers lebih awal, agar si baby nyenyak tidur malam dan pagi nya
tidak rewel.
Pagi hari nya, saya sudah bersiap diri,
sudah sarapan dan memandikan baby lebih awal . berharap dia akan tidur seperti
biasa ( jam 8 kurang). Tidak tahu mengapa, sudah jam 8, bayi saya masih belum
terlelap, saya makin deg deg an.
8.10 bayi saya tertidur dan saya sudah
standby di depan ipad.
8.30 kok belum dihubungi ya. Saya
berpikir, mungkin saya didiskualifikasi karena tidak mengconfirm ulang bersedia
di wawancara.
8.35 akhirnya email masuk dari admin.
Ternyata mereka sedang ada gangguan teknis.
9.00 saya di skype oleh admin, tepat
bayi saya mulai gelisah dalam tidurnya. Saya tunggu beberapa saat berharap bayi
tenang, tetapi malah makin gelisah pake nangis Dan akhirnya saya angkat call
skype dengan backsound tangisan bayi. Ternyata mereka mau menginfokan bahwa
akan melakukan call group.
Dugh, pantes dari tadi ga nyambung. Mana
saya belum update skype.
Rasa ribeet banget. Alhamdulillah
adminnya izinin saya untuk update dahulu.
Nunggu nunggu sampe jam 9.30 akhirnya
saya di wawancara. Walaupun saya sudah tahu kemungkinan pertanyaan yang akan
ditanya, saya tetap tidak mempersiapkan diri maksimal.
Scenario wawancara
Saya diwawancarai oleh 2 ahli
epidemiologi (sempet googling mereka dulu) pertama saya disuruh memperkenalkan
diri (ya biasa). Lalu mulai ditanya:
Apa kekuatan saya
Apa kelemahan saya
Kenapa saya tertarik dengan bidang ini
Apa pengalaman yang bisa saya bawa ke
program ini
Apa karir impian
Kenapa mereka harus memilih saya
Satu hal yang bisa mengingatkan mereka
terhadap saya.
Apa saya tahu tentang research
implementasi, apa pendapat saya.
Lalu hal hal personal, tentang biaya,
alasan resign, pengasuhan anak dan planning saya kedepan jika tidak diterima di
program ini,
Sejujurnya saya masih bingung akan
berkarir seperti apa di Indonesia, yang saya bayangkan, saya bekerja di
universitat di jerman sambil praktk sebagai kinder arztin.
Saya pasrah saja dengan hasil
nya,diterima atau tidak. Yang pasti saya bersyukur naik satu tingkat pencapaian
: wawancara (hehe)
Semoga saya hisa mencapai hingga bisa
kuliah di jerman nanti dengan beasiswa pastinya hehhe.
No comments:
Post a Comment