Saturday, 16 July 2016

Wawancara beasiswa S2



Hunting beasiswa S2 sudah seya lakukan sejak lulus dokter sampai sekarang.dan pencapaian tertinggi saya hanya email dari universitas yang isinya : saya harus sekolah terkait laboratorium (saat itu memang agak ngoyo untuk segera sekolah di LN).
2 tahun belakang ini saya baru tahu, UGM buka beasiswa namanya TDR WHO. Saya yang minim info tentang beassiwa S2 dalam negri, jadi tertarik untuk apply.
Setelah menikah saya coba apply ke TDR, agustus 2015, lagi hamil 3 bulan, saya telat mengirim berkas (itupun masih kurang surat keterangan sehat dan rekomendasi). Tapi tetap saya kirim tanpa berharap banyak. Tahun 2016 pun sudah mulai, dan saya sudah punya bayi berusia 3 bulan. Tiba-tiba 12 mei 2016 saya menerima email dari admin TDR, mereka minta saya untuk wawancara via skype.
Mulai bingung, karena maret lalu saya skip apply karena baru punya bayi,lah kok saya di email ya.
18 mei 2016,perjanjian skype dilakukan 8.30-8.50. hari yang sangat menegangkan, bukan hanya ini kali pertama saya interview beasiswa tetapi saya punya bayi yang saya urus sendiri alias tidak ada asisten.
Malam sebelumnya, perlengkapan skype sudah beres. Baca beberapa pengalaman orang di blog juga sudah, si baby pun di pasangin diapers lebih awal, agar si baby nyenyak tidur malam dan pagi nya tidak rewel.
Pagi hari nya, saya sudah bersiap diri, sudah sarapan dan memandikan baby lebih awal . berharap dia akan tidur seperti biasa ( jam 8 kurang). Tidak tahu mengapa, sudah jam 8, bayi saya masih belum terlelap, saya makin deg deg an.
8.10 bayi saya tertidur dan saya sudah standby di depan ipad.
8.30 kok belum dihubungi ya. Saya berpikir, mungkin saya didiskualifikasi karena tidak mengconfirm ulang bersedia di wawancara.
8.35 akhirnya email masuk dari admin. Ternyata mereka sedang ada gangguan teknis.
9.00 saya di skype oleh admin, tepat bayi saya mulai gelisah dalam tidurnya. Saya tunggu beberapa saat berharap bayi tenang, tetapi malah makin gelisah pake nangis Dan akhirnya saya angkat call skype dengan backsound tangisan bayi. Ternyata mereka mau menginfokan bahwa akan melakukan call group.
Dugh, pantes dari tadi ga nyambung. Mana saya belum update skype.
Rasa ribeet banget. Alhamdulillah adminnya izinin saya untuk update dahulu.
Nunggu nunggu sampe jam 9.30 akhirnya saya di wawancara. Walaupun saya sudah tahu kemungkinan pertanyaan yang akan ditanya, saya tetap tidak mempersiapkan diri maksimal.
Scenario wawancara
Saya diwawancarai oleh 2 ahli epidemiologi (sempet googling mereka dulu) pertama saya disuruh memperkenalkan diri (ya biasa). Lalu mulai ditanya:
Apa kekuatan saya
Apa kelemahan saya
Kenapa saya tertarik dengan bidang ini
Apa pengalaman yang bisa saya bawa ke program ini
Apa karir impian
Kenapa mereka harus memilih saya
Satu hal yang bisa mengingatkan mereka terhadap saya.
Apa saya tahu tentang research implementasi, apa pendapat saya.
Lalu hal hal personal, tentang biaya, alasan resign, pengasuhan anak dan planning saya kedepan jika tidak diterima di program ini,

Sejujurnya saya masih bingung akan berkarir seperti apa di Indonesia, yang saya bayangkan, saya bekerja di universitat di jerman sambil praktk sebagai kinder arztin.
Saya pasrah saja dengan hasil nya,diterima atau tidak. Yang pasti saya bersyukur naik satu tingkat pencapaian : wawancara (hehe)
Semoga saya hisa mencapai hingga bisa kuliah di jerman nanti dengan beasiswa pastinya hehhe.

No comments: